Loading...

MEKANISME PERTAHANAN DIRI DALAM PROSES HIPNOSIS

MEKANISME PERTAHANAN DIRI DALAM PROSES HIPNOSIS


Oleh: Yusdi Lastutiyanto.,S.Pd.,M.Si


"Maafkan, saya menggunakan kecerdasan dalam diri untuk menyembunyikan rasa sakit dalam batin dan melindungi diri saya dari ancaman."

- Cassandra Clare


***


Sigmeund Freud tokoh pendiri psikoanalisis pernah mengenalkan konsep ego mekanisme, yang merupakan mekanisme pertahanan internal pikiran untuk melindungi diri kita dari ketidaknyamanan berupa kecemasan.


Mekanisme pertahanan ego sendiri oleh para psikoterapis dibagi menjadi tiga bagian ada yang bersifat primitif, konstruktif dan ada yang bersifat natural untuk menjaga diri.


Sebagai individu kita seringkali memunculkan ego pertahanan diri karena adanya ancaman begitu pula Ketika seseorang ingin dihipnosis.


Sebagai seorang trainer ketika menjelaskan apa itu hipnosis tentu ada tantangan, yaitu ketika menghadapi seseorang yang masih memahami bahwa hypnosis adalah kondisi tidur, tidak sadarkan diri dan hilang kesadaran.


Ketiga hal diatas menjadi hambatan tentunya jika di awal kita tidak menjelaskan secara detail apa itu hipnosis, bagaimana caranya dan seperti apa kondisinya nanti ketika seseorang masuk ke dalam kondisi hipnosis.


Seperti kita ketahui bahwa saat ini hypnosis memiliki empat fenomena, yang pertama adalah hypnosis dari sudut pandang kondisi atau keadaan, yang berarti kita membahas tentang fenomena gelombang otak dari Beta sampai Theta, di sini juga kita membahas tentang penerimaan dan kesiapan seseorang untuk diberi sugesti dan dieksplorasi dimana pikiran terbuka karena area kritis sudah off.


Fenomena kedua dari hipnosis adalah hipnosis sebagai teknik yang berarti adalah cara-cara bagaimana menghantarkan seseorang untuk mau dan siap diberikan sugesti atau dieksplorasi, teknik ini banyak variasinya dan tergantung siapa yang menggunakan dan apa tujuannya,


Misalnya dalam hipnosis pertunjukan tentu perlu ada Framing secara linguistik/bahasa sebagai penjelasan bahwa kepentingan dari fenomena hypnosis kepada subjek adalah untuk pertunjukan, sedangkan dalam setting terapeutik, berarti bagaimana seorang hipnoterapis menjelaskan pemahaman kepada subjek tentang bagaimana nantinya proses terapi yang akan dijalani dengan hipnosis.


Ketiga adalah fenomena hypnosis dari sudut pandang proses, di sini adalah proses keterhubungan yang tidak tampak antara sang hipnotis adalah subjek yaitu, keakraban keterhubungan, kepercayaan dan keyakinan,


Misalnya seorang hipnotis sudah sangat piawai secara linguistik dan teknik sudah cukup banyak, tapi subjek melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh dari hipnotis ingin mempermalukan dirinya, maka di moment inilah ego pertahanan diri muncul.


Dan yang selanjutnya atau yang keempat adalah fenomena hypnosis dari sisi proses yang dialami oleh subjek.


Apa maksudnya?


Saat seseorang berada dalam kondisi hypnotik dimana terjadi perubahan kesadaran melalui gelombang otak dan perubahan fokus, sebenarnya sedang terjadi proses komunikasi internal antara subjek dengan bagian-bagian dalam dirinya,


Komunikasi internal pikiran itu bertujuan untuk mengawasi, mengevaluasi, membandingkan dan mencerna apa sugesti yang diberikan oleh hipnotis.


Dalam keadaan hipnosis yang dalam sekalipun tetap ada bagian yang memperhatikan untuk menyeleksi untuk mensensor apa informasi yang bisa diberikan dan Apa informasi yang perlu dijaga.


Dari empat penjelasan di atas kita bisa memahami dinamika komunikasi yang terjadi dalam proses hipnosis semua saling terhubung dan saling mempengaruhi.


Lalu bagaimana seseorang bisa menolak untuk dihipnosis?


Hal ini tentu tentang pemahaman subjek, kesiapan, kecocokan dan kepercayaan, jika subjek sudah memahami tujuan dari hipnotis maka proses hipnosis bisa berjalan dengan baik.


Selanjutnya adalah subjek memiliki pengalaman sebelumnya bahwa hipnotis membuat seseorang seperti orang bodoh terutama dalam hipnotis pertunjukan.


Oleh karena itu Framing atau edukasi yang diberikan dalam hipnosis pertunjukan, kita perlu menyampaikan bahwa apa yang terjadi hanya untuk dalam sesi pertunjukan, makanya dari itu tes sugesti itu penting untuk seorang hipnotis berperan sebagai sutradara yang mencari aktor untuk bermain,


Karena setting hipnosis untuk pertunjukan mencari subjek yang ekspresif, yang percaya diri dan tidak bermasalah untuk menjadi model pertunjukan dan ini bisa dilatih oleh seorang juru hipnotis saat tes sugesti.


Kembali ke mekanisme pertahanan diri, yang perlu kita ketahui bahwa hipnosis adalah sesuatu yang tidak rasional, kalau di kelas Fundamental Indonesian Hypnosis Centre, kita mempelajari keadaan hipnotik atau area kritis off adalah saat jatuh cinta atau larut dalam perasaan, sesuatu yang tidak rasional secara logis.


Jadi, jika ada seseorang yang menolak untuk dihipnosis itu karena terjadi mekanisme pertahanan diri yang disebut "rasionalisasi" dan "intelektualisasi", yang melogikakan fenomena hipnotis, padahal keadaan hipnosis dengan penjelasan penurunan gelombang otak sudah terjadi, dan biasanya seseorang menolak untuk dihipnotis karena belum akrab atau karena belum tahu tujuan dirinya menjadi subjek hipnotis.


Catatan untuk subjek yang perlu disampaikan di awal adalah bahwa semua bentuk hipnosis adalah hipnotis diri, jika subjek mengizinkan, lalu ada keinginan, adanya harapan dan adanya pemahaman bahwa hypnosis bertujuan baik untuk perubahan, maka hipnosis dapat bekerja sebagaimana mestinya.


Mekanisme pertahanan diri sebenarnya sudah ada dari awal ketika subjek ingin dihipnotis, subjek merasa tidak bisa dan tidak mau mungkin karena pernah mengalami peristiwa yang menyakitkan dirinya karena pernah dihipnotis.


Nah, ketika ada kejadian yang sama atau peristiwa yang sama, hal itu dianggap ancaman, dianggap mempermalukan, fan dianggap membodohi dirinya, makanya seseorang yang cenderung menolak untuk di hipnosis karena bisa jadi sedang mengaktifkan peristiwa lama yang pernah dialami.


Dari tulisan ini Kita bisa belajar bahwa hipnosis adalah bentuk kerjasama dan komunikasi antara juru hipnotis dan subjek, jika bentuk komunikasi terjalin dengan baik dan melengkapi, maka mekanisme pertahanan diri tidak muncul, sebab bagian dalam diri seseorang menyepakati izinkan dirinya untuk disugesti dari eksplorasi.


Jika Anda sekarang sedang mempelajari hipnosis lalu ada orang yang menolaknya itu bukan karena kesalahan Anda atau kesalahan si subjek, tapi empat komponen yang tadi saya jelaskan di atas tidak terpenuhi, oleh karena itu maklumi saja jika ada seseorang yang menolak untuk dipandu imajinasinya atau diberikan induksi yang perlu Anda lakukan adalah mengedukasi seperti apa itu hypnosis dari empat penjelasan yang sudah saya sampaikan dan ini merupakan microskills yang perlu terus Anda latih sebagai praktisi hipnotis.


Semoga bermanfaat dan Terimakasih


www.olahpikir.com

www.hipnotisjakarta.com

www.hipnotis.or.id

Kategori: Hipnosis