Kegelisahan dan Rendahnya Motivasi
Salah satu hikmah dari adanya leher pada manusia adalah fungsinya sebagai penghubung antara otak, sebagai pengendali diri, dan tubuh, sebagai penggerak diri. Tanpa otak, kita tidak bisa berpikir dan memutuskan arah yang akan diambil. Namun, tanpa tubuh, kita tidak dapat bergerak dan berpindah tempat. Seluruh tindakan, perilaku, dan kebiasaan kita digerakkan oleh tubuh.
Segala hal yang terekam di tubuh akan menjadi suatu program kebiasaan yang dijalankan oleh tubuh tanpa perlu dikontrol oleh otak. Bayangkan betapa sulitnya jika kita harus memikirkan kaki mana yang akan bergerak lebih dulu saat hendak berjalan. Tubuh menjalankan gerakan ini secara otomatis, tanpa melibatkan otak sadar kita. Tubuh memiliki “mekanisme pikiran” sendiri yang berbeda dengan mekanisme pikiran sadar yang terjadi di otak.
Karena sistem tubuh bersifat otomatis, apapun yang terekam di tubuh akan dijalankan tanpa memandang apakah itu baik atau buruk. Tubuh tidak bisa melakukan penalaran dan analisa; semuanya dijalankan otomatis. Penilaian baik dan buruk hanya bisa dilakukan oleh sistem otak sadar. Oleh karena itu, seringkali apa yang dijalankan tubuh (kebiasaan) bertolak belakang dengan apa yang dipikirkan otak sadar. Kita mungkin secara sadar ingin memilih melakukan hal benar dan baik, namun kebiasaan buruk yang terekam di tubuh seringkali membuat kita melakukan hal yang bertentangan dengan keinginan otak sadar.
Hal penting yang mesti disadari adalah tubuh kita juga memiliki kecenderungan-kecenderungan. Sejak lahir, tubuh kita sudah meronta untuk meminta makan dan minum. Pada usia puber, muncul dorongan seksual. Anak-anak merasa senang ketika memiliki benda-benda atau terpenuhinya berbagai keinginan. Semua ini adalah kecenderungan-kecenderungan tubuh yang sudah terekam sejak lahir dan menjadi sistem operasi dasar di tubuh kita.
Program yang terekam di tubuh membuat tubuh mengirimkan sinyal ke otak agar otak berpikir sesuai dengan yang dirasakan tubuh. Seringkali, otak kita dibajak oleh tubuh, bahkan kadang tidak lagi berpikir waras hanya demi memenuhi berbagai hasrat. Kegelisahan yang dirasakan tubuh akibat belum terpenuhinya berbagai hasrat - seperti makan, minum, seks, dan keinginan akan benda-benda - membuat tubuh membajak otak agar berpikir bagaimana cara memenuhi semua hasrat itu. Maka jangan heran, sebagian besar orang bekerja hanya karena ingin mendapatkan uang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amy Wrzesniewski, level motivasi kerja hanya demi uang adalah level motivasi yang paling rendah. Orang yang bekerja hanya demi uang sekadar menjalani profesi untuk kebutuhan hidup. Motivasi ini lahir dari kegelisahan diri akibat ingin memenuhi berbagai hasrat tubuh. Akhirnya, mereka terjebak dalam siklus kegelisahan dan kecemasan yang mengakibatkan munculnya stres kronis rutin setiap hari.
By. Bang Jaya, CHt, CI