Sumber Kesenangan Sekaligus Kegelisahan
Seringkali muncul pertanyaan kepada penulis: apakah hipnoterapi itu permanen? Apakah terapi dengan teknik tertentu dapat memberikan hasil yang permanen? Apakah kesembuhan dari terapi tersebut bersifat permanen? Jawabannya adalah, jika teknik hipnoterapi atau terapi lainnya terbukti efektif, maka kesembuhan klien bisa bersifat permanen. Kesembuhan mental memang bisa permanen dan tidak akan kambuh lagi, kecuali klien masih menjalankan pola destruktif yang sama.
Tubuh dan jiwa memiliki kesamaan dalam hal penyakit. Tubuh mengalami penyakit medis, sementara jiwa mengalami penyakit mental. Ketika tubuh sembuh total dari suatu penyakit, kesembuhannya bersifat permanen, kecuali pola-pola yang menyebabkan penyakit tersebut diulang kembali. Misalnya, kita pernah mengalami flu dan kemudian sembuh total. Namun, jika kita kembali pada kebiasaan yang menyebabkan flu, flu akan muncul lagi. Selama pola penyebabnya terpenuhi, penyakit itu akan muncul kembali.
Hal yang sama berlaku untuk penyakit mental yang menyerang jiwa. Selama hati kita masih terikat pada orang, benda, tempat, peristiwa, dan waktu (atau dengan kata lain, hati masih terikat pada duniawi), kegelisahan akan selalu ada. Semua yang ada di dunia - orang, benda, tempat, peristiwa, dan waktu - bisa membuat kita senang, namun juga bisa membuat kita gelisah dan galau. Orang yang kita sayangi dapat membuat kita senang jika mereka sesuai dengan keinginan kita. Namun, jika mereka tidak sesuai dengan keinginan kita, hati kita akan merasa kecewa.
Benda-benda yang kita harapkan akan membuat kita senang ketika berhasil diperoleh. Namun, ketika benda-benda tersebut sudah diperoleh, mereka juga bisa memicu rasa khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Semua yang ada di dunia ini bisa membuat kita senang, sekaligus bisa membuat kita gelisah. Selama hati seseorang masih terikat pada kesenangan duniawi, hatinya akan selalu gelisah karena duniawi.
Dengan memahami prinsip dasar ini, kita menyadari bahwa pola-pola penyebab munculnya penyakit mental dapat diciptakan kembali oleh diri kita sendiri. Artinya, seseorang bisa sembuh secara permanen dengan hipnoterapi atau teknik terapi lainnya yang efektif, namun jika pola-pola penyebab kegelisahan tidak diubah, berbagai perasaan destruktif akan terus muncul. Adalah keliru ketika seseorang sudah sembuh total dari masalah mentalnya, lalu kembali terlena dengan gaya hidup "semau gue".
Selama hati masih terikat dan terpengaruh oleh berbagai kesenangan duniawi, hati juga akan selalu merasa gelisah karena duniawi. Ini berarti kemarahan, kekesalan, kekecewaan, sakit hati, kekhawatiran, kecemasan, dan berbagai emosi destruktif lainnya akan terus muncul. Oleh sebab itu, agar jiwa (diri) kita tetap sehat, kita harus terus melakukan terapi untuk berbagai masalah hati (melepaskan emosi destruktif) sambil berusaha menerapkan pola-pola (program) baru yang konstruktif. Tetapkan hati untuk melakukan semua itu agar semakin dekat kepada Sang Maha Sempurna.
Saat kita semakin dekat kepada-Nya, hati kita akan semakin terikat kepada-Nya, dan otomatis keterikatan hati kepada dunia semakin berkurang. Semoga suatu hari nanti, hati kita secara totalitas hanya terikat kepada-Nya. Di saat itulah hati kita akan berada pada level "jiwa yang tenang".