Loading...

MENGENAL KONSEP FIXED GESTALT

MENGENAL KONSEP FIXED GESTALT


Oleh: Yusdi Lastutiyanto.,Cht (IACT-USA).,CI

- _Praktisi Resources Terapi Klinis_



Seorang anak kecil, dengan kemampuan kognisi yang masih terbatas, belum mampu mengatasi pengalaman trauma dan perasaan yang intens dengan cara yang sehat, emosi negatif yang muncul yang pernah hadir yang tidak terselesaikan akan mempengaruhi tumbuh kembangnya, sehingga mempengaruhi perilaku dimasa dewasanya. 


Jika seorang anak dalam masa tumbuh kembang memiliki kebutuhan reaksi emosi yang tidak terpenuhi dan terjadi secara berulang-ulang, hal itu akan menjadi bagian dari kehidupannya, pengalaman itu akan ditutup secara prematur dan menjadi skema berpikir, dalam Gestalt ini disebut Fixed Gestalt. 


Fixed Gestalt juga dapat mengacu pada pola perilaku yang terbentuk secara tetap dan sulit untuk diubah, karena pengalaman dimasa lalu. 


Fixed Gestalt mengarah pada penghalangan reaksi alamiah dan digantikan dengan reaksi yang lain (Sills et al. 1998, 73). Artinya ketika seseorang tidak dapat melakukan suatu reaksi karena ketidakmampuannya atau penolakan dari orang lain, maka dia akan mencari reaksi lain. 


Sebagai contoh:


Cerita 1:


Setiap kali Andi menangis, orang tuanya tidak mendekati dan menenangkan, atau berupaya memahami penyebab kesedihannya, tapi orang tuanya malah bereaksi dengan marah dan berkata, "laki-laki tidak boleh menangis, harus berani dan tegar". 


Dalam konteks lain, perilaku Andi yang berani dipuji oleh ayahnya, dengan kata-kata yang penuh penghargaan "lihat anak gw, ga cengeng, berani dan tegar". Hal itu terjadi berulangkali dan oleh Andi menjadi suatu skema reaksi, ketika ada hal yang membuat dia bersedih, dia memilih untuk tidak menangis dan kemudian tidak biasa mengartikulasikan kesedihannya, Inilah yang disebut Fixed Gestalt. 


Saat dewasa, skema itu menjadi bagian dalam reaksi Andi. Kasus yang sering muncul adalah ketika ada orang yang bersedih, Andi kesulitan untuk berempati. 



Cerita 2:


Marrisa anak berusia sembilan tahun adalah anak yang aktif, dia punya kebutuhan bermain, tetapi terkadang tidak terkontrol dan orang tuanya juga karena kesibukannya tidak siap menghadapinya. 


Kalau Marissa melanggar aturan dan dimarahin, orang tuanya selalu berkata "masuk kamu ke kamar, jangan keluar kalau belum bisa berbuat baik". Saat masuk kamar Marisa sedih, bingung dan merasa kesepian di kamar tidak tahu apa yang mau dilakukan. 


Ketika di kamar dengan perasaan berkecamuk, Marissa merapikan baju, buku, laci dan kamarnya. Hal ini terjadi secara berulang dalam masa tumbuh kembangnya, pola ini adalah cara bagaimana orang tua Marissa bereaksi terhadap perilakunya yang tidak sesuai. 


Dalam proses ini tanpa di sadari Marissa sedang mengembangkan Fixed Gestalt saat dewasa Marissa menjadi ibu yang sangat rewel yang tidak bisa mentolerir keadaan berantakan di rumah, memperlakukan suami dan anak-anaknya juga untuk rapi. 


Cerita 3:


Saat Anjani membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari ibunya, sang ibu yang sibuk sering mengatakan, "mamah lagi banyak kerjaan, jangan ganggu", dan hal ini terjadi berulang kali, seakan-akan Anjani ditolak keberadaannya.


Karena kebutuhan untuk dicintai dan dirawat tetap tidak terpuaskan, Anjani mencoba mengurangi kesedihan yang dia rasakan dengan menahan napas dan meregangkan otot dadanya. Karena hal itu berulang-ulang, Anjani akhirnya terpaku pada postur "bungkuk", berbicara dengan suara yang sangat rendah, dan menjadi tertutup. 


Jadi apa yang dilakukannya secara berulang mempengaruhi bagaimana Anjani berada dilingkungan sosial. 


Dari ketiga cerita diatas, Andi dengan emosinya, Marissa dengan perilakunya dan Anjani dengan postur tubuhnya, telah berusaha untuk melindungi diri mereka dari perasaan buruk dan terluka saat kecil, maka mereka akan mencoba memenuhinya saat dewasa, inilah yang disebut dengan Unfinished Business. 


Anak-anak yang kebutuhan terabaikan oleh keluarga mereka akhirnya belajar untuk mengabaikan kebutuhan emosional mereka dengan cara mereka sendiri, dan dengan berlalunya waktu, mereka atau kita mungkin tidak bisa mengingat apa kebutuhan emosi awalnya. 


Dari konsep Fixed Gestalt ini kita bisa belajar bahwa cara anak-anak berkembang untuk menghindari perasaan emosi yang tidak nyaman atau perlakuan buruk, menentukan cara bagaimana mereka bereaksi di kemudian hari, yaitu, proses fisik, emosi, perilaku, dan kognitif. 


Oleh karena itu, orang yang kebutuhan emosinya dimasa lalu belum selesai, sering kali mencari cara untuk memuaskan kebutuhan masa kecil yang belum terpenuhi di masa sekarang, bisa dengan cara sehat atau tidak sehat. 


Lalu bagaimana ketika Anda memiliki tema yang belum selesai dimasa lalu, dan ada skema reaksi yang tidak seharusnya terjadi dan Anda mau merubahnya? 


Segera ikut kelas Advanced Hypnotherapy Indonesian Hypnosis Centre. 


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih


Jakarta, 13 Mei 2023

Kategori: Hipnosis